The Sunset
Berpisah tanpa pamit itu memang sangat menyakitkan. Namun justru berpisah baik-baik itu yang jauh lebih menyakitkan, tidak ada benci dan tidak ada yang bisa disalahkan. Ini bukan kata aku, tapi kata orang melepas yang dicintai untuk melihatnya bahagia adalah bentuk mencintai yang paling tinggi.
Ayzan Raqva.
Pria yang berhasil membuatku mengajari bahwa masih ada kehidupan setelah perpisahan. Dia juga mengajari bagaimana mengikhlaskan seseorang yang masih diharapkan.
Kita sudah lama berpisah, namun masih berhubungan. Karena menurut Ayzan, " masa kita memulai dan mengakhiri hubungan dengan baik-baik, eh sekarang malah gak baik-baik. Kan aneh, iyakan?"
Ayzan selalu mengajakku melihat sunset, mungkin hampir setiap kita bertemu dia tidak pernah absen mengajakku melihat pemandangan itu.
Dulu aku selalu mengeluh ketika dia mengajakku melihat sunset, tapi kini aku malah yang selalu mengajaknya melihat sunset.
"Zan mau liat sunset lagi? Yuk" Ajakku.
"Wah... ada yang sudah suka sunset rupanya hahaha" tawanya, "gimana? Sunset bagus kan?" Lanjutnya bertanya padaku.
Aku terdiam.
Tidak mengeluarkan sepatah kata apapun. Kita pergi menuju tempat biasa yang selalu kita datangi, tempat kesukaan kita saat melihat dan menikmati sunset.
Sudah lama tidak datang ke tempat ini, rasanya tidak ada yang berubah. Masih tempat yang sama dengan orang yang sama, hanya saja suasananya yang berubah.
"Gak ada yang berubah ya Zan" ucapku.
"Kamu merasa begitu?" Tanya Ayzan.
Kali ini aku lebih banyak terdiam, karena akhirnya aku tahu kenapa dia selalu mengajakku melihat pemandangan sunset ini. Sebenarnya aku sudah tau sejak lama, hanya saja aku diam. Ayzan tau aku adalah tipikal orang yang suka akan sesuatu tanpa harus mengatakan sepatah katapun tentang hal itu.
Tapi kali ini berbeda, untuk pertama kalinya aku mengatakan sesuatu terhadap hal yang aku sukai.
"The sunset is beautiful, isn't it?" ucapku tersenyum. Dia juga melirikku dengan senyuman yang mengembang diwajahnya.
"Akhirnya ya Ra." Ucapnya menatap ke arah matahari terbenam. Sudah sejak lama kita duduk berdiam memandang sunset yang perlahan menghilang, ntah kapan lagi aku akan bisa menikmati suasana seperti ini.
"Mau pulang?" Tawarlnya.
"Sebentar lagi ya" ucapku, dia yang sendari tadi sudah berdiri akhirnya kembali duduk lagi.
"Sunsetnya bentar lagi gak ada" ucapnya lagi. Aku terdiam, menatapnya dan berlirih pada hatiku sendiri, "sama sepertimu, Zan".
Setelah lama menikmati sunset, kita memutuskan untuk pulang. Dia mengantarku ke rumah, mungkin nanti tidak akan ada lagi suara motor dan klakson yang terus berbunyi ketika aku sedang bersiap.
Malam itu, seperti menjadi malam yang penuh kesunyian. Aku dan Ayzan hanya saling diam di motor, tidak ada yang membuka pembicaraan satu sama lain dan akupun enggan untuk memulainya.
Motor Ayzan sudah tiba di depan rumahku, aku turun dari motornya sembari mengucapkan terima kasih. Iya terima kasih. Bukan hanya untuk tumpangannya, melainkan untuk semuanya. Ayzan tersenyum manis dan aku perlahan sudah mulai terbiasa melihat senyumannya itu.
"The moon is beautiful, isn't it?" Ucapnya tiba-tiba. Aku melihat ke atas dan memang benar bulan kala itu sangat indah. Namun aku tidak bisa menyukai bulan, karena aku sudah terlanjur menyukai dan mencoba menikmati sunset.
"Sunset tadi lebih indah, aku sudah coba suka itu" ucapku dan hanya dibalas dengan anggukannya.
"Masuk gih." Perintah Ayzan sembari menstater motor, "pamit ya Ra" lanjutnya mulai menaikan tangan dan melambaikan tangannya.
Aku tersenyum dan mulai melambaikan tanganku juga. "Hati-hati Zan" ucapku dan dibalas dengan anggukannya. Dia mulai menjalankan motornya, perlahan motor itu mulai hilang dari pandanganku. Bukan motornya saja tetapi semuanya termasuk Ayzan.
Setelah begitu lama menyukai keindahan sunset, akhirnya aku bisa mengatakan bahwa sunset itu sangat cantik. Ayzan ini memang aneh, dia berhasil membuat ku menyukai akan hal yang bahkan tak pernah aku pikirkan untuk mencoba menyukainya. Sekarang sekedar menikmati sunset dan mendengarkan musik sudah menjadi hal yang sangat kusukai.
Selamat berpisah, kali ini benar-benar berpisah.
Komentar
Posting Komentar