Pikiran Berisik
Pernah dengar kata-kata "hening di mulut, berisik di kepala?" Mulutnya diam namun kepalanya banyak bicara. Bergulat dengan pikiran sendiri itu memang sangat merepotkan, ujungnya pasti akan terbawa perasaan. Hal ini adalah salah satu contoh dari overthinking.
Apa sih itu overthinking?
Dikutip dari artikel hellosehat.com, menjelaskan bahwa overthinking adalah suatu pemikiran yang di mana si pelaku memikirkan hal-hal kecil secara berlebihan sehingga muncul pemikiran kepada hal yang negatif.
Pikiran berlebihan atau yang sering disebut sebagai overthinking ini lebih sering di rasakan oleh kaum muda seperti kita. Apalagi jika sudah memasuki malam hari. Yang seharusnya dipakai untuk tidur, malah dipakai untuk menangis.
Rasa ini mulai muncul mungkin diantara sekitar pukul 00.00 ke atas, sangat rentan untuk memikirkan hal yang gak masuk akal dan bahkan belum terjadi. Jam-jam yang sangat rawan untuk merenung dan mencari kesalahan diri sendiri.
"Kenapa jadi gini sih sekarang?"
"Pasti aku banyak kurangnya ya?"
"Aku banyak salahnya, gak heran sih orang-orang jauhin aku, kan?"
"Apa dia beneran tulus ya?"
Pertanyaan dari rasa overthinking ini akhirnya berdampak pada kesehatan mental, kepercayaan baik itu pada diri sendiri maupun orang lain, dan munculnya rasa insecure.
Ada beberapa hal yang menjadi pemuci rasa overthinking sering muncul,
1. Ketakutan pada diri sendiri
Rasa takut ini muncul karena kamu kurang percaya diri untuk hasil pekerjaan yang sedang kamu lakukan. Hal ini membuatmu tidak berfokus pada proses yang sedang terjadi.
2. Memiliki trauma di masa lalu
Trauma itu bagaikan sebuah lem yang sangat merekat dipikiran seseorang. Banyak orang yang bisa keluar dari rasa trauma, namun tidak bisa menghilangkannya. Trauma ini bisa berupa kepercayaan yang hilang karena selalu dikhianati terutama dalama hal pertemanan, kelurga bahkan percintaan.
3. Tekanan batin
Orang-orang yang memiliki tekanan batin sangat rentan untuk overthinking. Rasa trauma yang pernah mereka alami, akan membuat mereka stres dan mulai memikirkan hal yang jauh dari pemikiran mereka.
Overthinking tidak hanya merenungi persoalan yang telah terjadi di masa lalu, melainkan bisa berupa rasa kekhawatiran pada masa depan. Menginjak usia dewasa, overthinking bukan lagi tentang persoalan cinta. Mereka mulai memikirkan bagaimana cara menjadi apa nantinya.
"Gimana ya masa depanku nanti? Takut gak bisa jadi apa-apa."
"Keputusanku tadi udah bener belum ya?"
"Kira-kira kedepannya gimana? Aku takut kecewaian seseorang"
"Aku bakal kuat hadapinnya ga?"
Ketakutan-ketakutan yang terus saja bermunculan, membuat seseorang lebih berfokus pada masalahnya bukan tujuannya. Hal ini bisa berdampak pada usaha yang sedang mereka kerjakan. Mereka akan lebih takut gagal sehingga tidak berani untuk melangkah lebih jauh lagi.
"Kalau gak sesuai ekspetasi gimana?"
Memangnya ekspetasi yang kamu taruh untuk masa depan seperti apa? Memangnya kamu tahu itu akan sesuai ekpetasimu atau tidak? Kamu kan baru memikirkannya, belum pernah mencobanya.
Terkadang bukan kegagalan yang menghambat kita menuju masa depan, tetapi tentang pemikiran yang selalu menuntut kita untuk takut mencoba. Untuk keluar dari fase ini, kita perlu menghilangkan rasa pemikiran yang terlalu berlebihan dengan cara :
1. Jangan menuntut diri sendiri untuk selalu menjadi sempurna.
2. Berfokus pada proses yang sedang dilakukan.
3. Memikirkan solusinya bukan masalahnya.
4. Jangan membandingkan hasilmu dengan hasil orang lain.
5. Selalu bersyukur dan jangan cari tahu apa yang orang pikirkan tentangmu
6. Rehat sejenak jika merasa sudah lelah
7. Sembuhkan luka lama terlebih dahulu sebelum memulai hal baru
8. Mulai mencoba berdamai dan percaya pada diri sendiri
9. Jangan menaruh ekspetasi yang berlebihan jika usahamu tidak ada perjuangan.
10. Mencari sebuah kegiatan untuk selfhealing.
Akan ada takdir indah untuk seseorang yang tidak mudah menyerah. Manusia dan pikirannya tercipta oleh penciptanya, semua sudah diatur dalam rencana yang dinamakan takdir. Lantas, apa pantas kita sebagai hasil ciptaannya meragukan kemampuan dan kekuasaannya?
Komentar
Posting Komentar