Mengenal Buya Hamka dan Karyanya
Siapa Buya Hamka?
Sosok buya hamka
Mungkin jika kalian termasuk orang yang senang membaca novel dan mengoleksi buku sastra, pastinya sudah tidak asing dengan sosok bernama Buya Hamka. Karyanya yang terkenal dan selalu menjadi inspirasi bagi setiap penikmatnya, maka tak heran jika ada pembaca yang tersentuh atas keberhasilan karya dari beliau.
Buya Hamka. Seorang sastrawan, pahlawan, sekaligus ulama kelahiran 17 februari 1908 di Kampung Molek, Sumatera Barat. Nama Buya Hamka sendiri merupakan singkatan dari nama aslinya, Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Sedangkan Buya adalah panggilan khas untuk orang minangkabau.
Beliau terlahir dari pasangan suami istri yang bernama Abdul Karim Amrullah dengan Sitti Shafiah, yang merupakan keluarga ulama pelopor gerakan islah atau tajdid. Ia juga merupakan seorang tokoh muhammadiyah.
Pada tahun 1929 beliau menikah dengan Sitti Raham dan dikaruniai 12 orang anak. Lalu pada tanggal 1973 setelah ditinggal wafat istrinya, Buya Hamka menikah lagi, dengan Hajah Siti Khadijah.
Dalam perjalanan menempuh pendidikan, beliau lebih memilih mendalami ilmu agama di Sumatera Thawalib ketimbang meneruskan pendidikan formalnya. Meskipun pendidikan formalnya hanya sampai kelas Dua Sekolah Dasar Maninjau, Hamka bisa menguasai berbagai ilmu pengetahuan seperti filsafat, sejarah, sastra, sosiologi bahkan politik.
Tidak heran banyak yang mengagumi dan menjadikan sosok Buya hamka ini sebagai panutannya, bagaimana tidak? Semua ilmu yang dia pelajari adalah hasil pembelajaran secara otodidak. Pada tahun 1924, beliau memulai karirnya sebagai guru agama di Perkebunan Tebingtinggi, Medan. Sempat juga sekitar tahun 1920 Hamka pernah menjadi seorang jurnalis, karena selain menekuni bidang pengetahuan di atas beliau juga turut ikut menekuni dibidang jurnalistik.
Selain sibuk sebagai seorang jurnalis, Hamka mulai masuk ke dunia politik sebagai salah satu anggota partai Ketua Serikat Islam (SI) tepatnya pada tahun 1925. Beliau juga turut ikut berjuang mengusir penjajah pada saat perang revolusi terjadi. Beberapa jabatan pernah beliau duduki salah satunya menjabat sebagai konsul muhammadiyah di makassar.
Ada beberapa fakta tentang Buya Hamka, dikutip dari situs ayojakarta.com menulis tentang Buya Hamka yang pernah dipenjarakan oleh Ir. Soekarno karena melakukan kritik pada pemerintah. Buya Hamka juga difitnah sebagai pengkhianat karena pro dengan malaysia. Tepat pada mei 1966 setelah bubarnya rezim Soekarno, akhirnya Buya Hamka dibebaskan karena terbukti tidak bersalah.
Pada usianya yang ke 73 tahun pada tanggal 24 juli 1981 di Rumah Sakit Pusat Pertamina, beliau menghembuskan nafas terkahirnya. Hal ini menjadi duka yang mendalam, bukan hanya kalangan penikmat dari karya beliau saja melainkan seluruh rakyat Indonesia. Mereka kehilangan sosok ulama sekaligus pahlawan.
Karya Buya Hamka
Tahun 1945 setelah menjabat sebagai konsul Muhammadiyah, beliau kembali pulang ke kampung halamannya. Disitu adalah awal mula beliau menyadari akan bakatnya sebagai pengarang.
Buya Hamka bukanlah hanya sembarang penulis buku biasa, sekitar 100 judul buku sudah dia tulis. Buku pertama yang dikarangnya berjudul Khathibul Ummah. Meskipun ditulis bertahun-tahun lalu, namun buku-bukunya masih sangat populer di masa kini. Bahkan bukunya ada yang sudah diangkat menjadi sebuah film.
Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck.
Merupakan salah satu novel karya Buya Hamka yang diangkat sebagai film, karyanya yang satu ini juga yang melambungkan namanya. Tidak hanya novelnya saja yang sukses dipasaran, filmnya pun sukses membuat para penonton tersentuh akan alur ceritanya. Mengisahkan tentang cinta sepasang kekasih yang terhalang oleh perbedaan latar belakang sosial dan akhirnya dipisahkan oleh kematian.
Selain Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, ada banyak novel karya Buya Hamka yang terkenal. Seperti :
1. Di Bawah Lindungan Ka'bah
2. Merantau ke Deli
3. Terusir
4. Tafsir Al-Azhar
5. Tuan Direktur
Belajar dari sosok Buya Hamka
Tidak hanya karyanya yang terkenal, Buya Hamka juga terkenal dengan pemikirannya yang menarik dan relevan. Kemampuannya dalam bidang agama pun tidak diragukan lagi.
Terlebih ketika membaca sosok tentang beliau, sangat menyentuh hati karena kepribadiannya. Terbukti dengan kisah beliau ketika difitnah dan dimasukkan ke penjara dengan bukti yang tidak jelas. Beliau yang memiliki sifat memaafkan dan tidak pendendam patut dijadikan sebagai contoh.
Mungkin jika kalian membaca karya dan kisah perjalanan hidup beliau, kalian akan merasa bahwa sosok Buya Hamka memang patut untuk dijadikan sebagai sosok yang inspiratif. Bagi saya secara tidak langsung beliau memberi tahukan cara bagaimana membuat suatu karya yang mengesankan, dan hal ini yang membuat pengaruh dari karya beliau dikagumi dan disenangi para penulis.
Komentar
Posting Komentar